Saya tidak tidak stress di kantor!

Akhir-akhir ini, ada beberapa notifikasi di quora saya. Salah satunya adalah upvote dari jawaban saya atas pertanyaan ini. Sepertinya memang lagi happening pertanyaan-pertanyaan macam, “What does it feel like to work as a software engineer at XXX?”

Jawaban prematur yang tidak cukup valid

Saya baca-baca mengenai pertanyaan serupa untuk perusahaan lain, banyak yang bilang “tidak stress”. Saya baca lagi jawaban saya. Saya juga bilang saya tidak stress!

Jawaban dari saya yang baru bekerja 1.5 bulan. Sekarang saya sudah hampir 6 bulan bekerja di situ dan saya simpulkan: ada saatnya saya stress. Um. Cukup sering sih.

Metamorfosis

Saya bukan seorang software engineer yang spesial. Saya tidak ikut kompetisi2 koding. Saya tidak pernah oprek2 sistem operasi / library secara mendalam. Saya tidak bisa hias-hias web dengan cantik. Intinya, gak ada apa-apanya dibandingkan teman-teman di sekeliling saya. Untungnya, saya punya satu kelebihan. Saya punya semangat belajar; moto saya: maju terus pantang mundur mbuh piye carane (entah bagaimana caranya).

Saya yang 6 bulan yang lalu sepertinya bagus di coding bagian backend. Kalau untuk hias-hias, aduh saya nyerah deh. Bayanginnya saja saya mual (ini serius!). Dulu saya tidak pernah berfikir untuk otak-atik infrastruktur. Bukan saya banget. Itu terlalu geek buat saya.

Saya mendapatkan beberapa kerjaan yang berhubungan dengan infrastruktur. Aduh. Stress deh pokoknya.

  • Project pertama, implementasi sequelize yang sempat saya bahas di sini. Cukup bikin pusing, tapi seru banget. Ternyata saya bisa!
  • Project kedua ketiga keempat, dst. Lupa. Ada yang implementasi master-master replication, elasticsearch, mongodb replication, multiple swagger in one app.
  • Project yang hari ini saya kerjakan: upgrade socket.io. Cuma upgrade, tapi seru! Ada banyak bagian yang harus diganti dan ditweak.

Kalau teman-teman baca, mungkin kedengerannya saya lebay. “Ah gitu doang”. Tapi bagi saya, saya sudah keluar dari zona nyaman. Saya yang dulu gak kebayang buat mengerjakan project2 seperti ini, sekarang saya dengan percaya diri bisa bilang, “OK!” ketika CTO saya menugaskan hal-hal berbau infra ke saya. Well, bukan cuma percaya diri sih, tapi juga seneng :’)

Minggu lalu, saya juga berhasil keluar dari paranoid saya kepada CSS. Saya bisa lho bikin cantik kerjaan saya. Jadi gak perlu merepotkan Alex, master of CSS kami.

Kalau saya simpulkan, masa-masa stress yang saya hadapi di sini telah membuat saya yang dulunya bukan siapa-siapa menjadi engineer yang tahu banyak hal. Yang namanya stress pasti gak enak. Tapi saya percaya dengan tantangan-tantangan itu, saya dipaksa menjadi orang yang lebih baik.

Oh ya, walau banyak tantangan, saya tetap happy lho karena saya dikelilingi oleh teman-teman yang bisa menyemangati saya. Teman-teman yang bisa bikin saya berubah dari bad mood menjadi menangis terharu karena disemangati 🙂

Terima kasih banyak sudah memberi saya kesempatan untuk melakukan banyak hal!

Posted in Uncategorized | Leave a comment